Brain Fog: Penyebab, Gejala, dan Cara Mengelola Kekaburan Pikiran

Brain fog adalah suatu sindrom di mana seseorang susah untuk memusatkan fokus dan konsentrasi terhadap suatu hal. Adapun sebagian kondisi yang mampu sebabkan terjadinya brain fog adalah tidak cukup tidur, stres, hingga persoalan kebugaran tertentu.

Menurut CDC, long Covid mampu mencakup berbagai gejala yang bertahan sebagian bulan setelah dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19, termasuk sesak napas, sakit kepala, nyeri sendi atau otot, pusing, dan sukar berpikir atau berkonsentrasi atau yang dikenal sebagai brain fog atau kabut otak.

Para peneliti menganalisis knowledge dari 81.337 orang yang ikuti Great British Intelligence Test terhadap th. 2020. Dari knowledge tersebut, lebih kurang 13.000 melaporkan, bahwa mereka udah terinfeksi Covid-19, dan 275 di antaranya udah merampungkan tes sebelum dan setelah infeksi. Para Peneliti mengatakan, orang-orang yang meniti perawatan bersama ventilator pas Covid-19, memperlihatkan pengaruh yang paling substansial. Rata-rata, skor IQ (Intelligence Quotients) mereka turun 7 poin.

Sejak Desember 2020, peneliti mengamati 120 pasien Perancis rata- rata hampir empat bulan setelah mereka terinfeksi. Menemukan bahwa 34% melaporkan kehilangan ingatan, 28% mengalami susah berkonsentrasi dan 31% mengalami susah tidur. Studi lain mengidentifkasi gejala neurologis terhadap 82% dari 419 pasien di sebagian titik dalam perjalanan penyakit, termasuk lebih kurang sepertiga yang miliki bersama fungsi mental.

Meski tidak berbahaya, brain fog wajib segera diatasi supaya tidak mengganggu kegiatan sehari-hari. Mari kenali penyebab hingga langkah menangani brain fog selengkapnya melalui ulasan berikut ini.

Adapun sejumlah gejala yang termasuk dalam sindrom brain fog adalah sebagai berikut:

  • Mudah lupa pas mengulas suatu hal.
  • Tidak mampu berpikir jernih.
  • Konsentrasi buruk.
  • Sulit untuk memusatkan fokus terhadap suatu hal.

Penyebab Brain Fog

Ada sebagian aspek yang mampu sebabkan terjadinya brain fog yaitu, pengaruh samping obat-obatan, kekurangan nutrisi, stres, tidak cukup tidur, pergantian hormon, hingga kondisi medis tertentu. Berikut tiap-tiap penjelasannya.

  1. Efek Samping Obat-Obatan

Beberapa type obat-obatan, layaknya antidepresan, obat antikolinergik, serta obat penenang, diketahui miliki pengaruh samping dalam pengaruhi kinerja saraf dan zat kimia di otak yang sebabkan ringan mengantuk, mood swing, hingga brain fog.

Perawatan kemoterapi yang ditunaikan oleh pengidap kanker termasuk miliki pengaruh samping bersifat brain fog. Kondisi ini dikenal bersama istilah chemo brain yang umumnya dapat membaik terhadap 9–12 bulan setelah merampungkan kronologis perawatan kemoterapi.

  1. Kekurangan Nutrisi

Orang yang kekurangan asupan nutrisi tertentu, layaknya protein, zat besi, vitamin B kompleks, vitamin E, dan asam lemak omega-3, lebih berisiko mengalami brain fog dan gangguan fungsi kognitif.

Bila Anda miliki alergi makanan tertentu, brain fog termasuk mampu berjalan setelah Anda mengkonsumsi sejumlah makanan penyebab alergi tersebut, layaknya kacang dan produk olahan susu.

  1. Stres

Stres yang berjalan dalam jangka panjang mampu sebabkan kelelahan mental supaya ikut mengganggu fungsi kognitif. Akibatnya, seseorang yang mengalami stres kritis ini cenderung susah untuk memusatkan fokus dan berkonsentrasi.

  1. Kurang tidur

Salah satu penyebab lazim dari brain fog adalah tidak cukup tidur dikarenakan mampu mengganggu kinerja sel-sel otak dalam mengoptimalkan ingatan jangka pendek. Selain itu, tidak cukup tidur termasuk ikut sebabkan terjadinya stres yang sebabkan tubuh merasa penat dan hilang fokus.

  1. Perubahan Hormon

Perubahan persentase hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh merupakan salah satu penyebab brain fog yang lazim berjalan terhadap wanita, lebih-lebih saat dalam jaman kehamilan atau menopause.

  1. Kondisi Medis Tertentu

Kondisi medis yang kerap kali sebabkan brain fog adalah COVID-19. Belum diketahui secara tentu apa penyebab brain fog pasca COVID-19. Namun, terkandung dugaan bahwa kondisi berikut berjalan dikarenakan penyintas COVID-19 cenderung merasa lesu, tidak cukup tidur, dan stres selama mengidap penyakit tersebut.

Selain COVID-19, kondisi medis yang mampu sebabkan terjadinya brain fog adalah penyakit autoimun, anemia, dan demensia.

ALLEVIATE KETO

Cara Mengatasi Brain Fog

Pada dasarnya, brain fog mampu diatasi bersama sebabkan tubuh lebih rileks dan tingkatkan kualitas tidur. Di samping itu, sejumlah langkah yang mampu Anda melakukan untuk menangani brain fog adalah sebagai berikut:

  1. Rutin Berolahraga

Rutin berolahraga mampu menangani brain fog dikarenakan mampu melancarkan sirkulasi darah serta mengoptimalkan sistem regenerasi sel saraf di dalam otak. Karena itu, Anda disarankan untuk berolahraga selama 30 menit tiap tiap harinya.

  1. Kelola Stres

Penting pula untuk mengelola stres sebaik mungkin peranan mencegah terjadinya brain fog yang mengganggu fungsi kognitif. Anda mampu mengelola stres bersama melakukan hal-hal positif dan menyenangkan, layaknya berpartisipasi dalam kegiatan sosial, bermeditasi, atau berbagi cerita bersama kerabat dekat.

  1. Konsumsi Makanan Sehat bersama Gizi Seimbang

Cara menangani brain fog selanjutnya adalah bersama menyimak asupan nutrisi tubuh. Otak yang berperan penting dalam fungsi kognitif memerlukan asupan makanan sehat bersama gizi sepadan supaya mampu bekerja bersama optimal, layaknya kacang-kacangan, sayuran hijau, dan daging ikan.

Dalam menangani brain fog, Anda termasuk disarankan untuk menghalangi mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasalnya, mengkonsumsi alkohol secara berlebihan berisiko membahayakan sel saraf hingga menghancurkan sel-sel di dalam otak.

  1. Tidur yang Cukup

Seperti yang udah disinggung sebelumnya, salah satu penyebab terjadinya brain fog adalah tidak cukup tidur. Maka dari itu, penting bagi tiap tiap individu untuk memenuhi pas tidurnya, yakni 7–9 jam tiap tiap malam, supaya terhindar dari sindrom brain fog. Bila perlu, Anda termasuk mampu mengoptimalkan daya ingat bersama tidur siang selama 30 menit.

  1. Menambah nutrisi bersama mengkonsumsi 6 suplemen , yakni :

  • Vitamin D

Sebuah studi di Amerika Seriakt (AS) yang dimuat dalam Journal of Gerontology Series A: Biological Sciences & Medical Sciences terhadap April 2020 melibatkan 42 partisipan perempuan usia pascamenopause. Setelah diberi suplemen vitamin D 2000 IU per hari selama 1 tahun, mereka memperlihatkan kinerja pembelajaran dan daya ingat yang lebih baik.

  • Omega-3

Sebuah studi th. 2013 di Selandia Baru mengutarakan asam eicosapentaenoic (EPA) dan asam docosahexaenoic (DHA) dalam omega-3 mampu menopang kebugaran otak dan kondisi hati. Pada 176 partisipan dewasa, asupan DHA omega-3 mampu tingkatkan kinerja dan daya ingat episodik. Selain itu, sebuah studi di AS bertajuk Omega-3 supplementation and lonelinees-related memory problems yang terbit th. 2014 menemukan bahwa asupan 1,25 – 2,5 gram omega-3 per hari mampu mencegah penurunan kinerja daya ingat.

  • Magnesium

Sebuah studi di AS terhadap Mei 2020 bertajuk Association og magnesium intake and vitamin D with cognitive function in older adults melibatkan 2.466 partisipan lansia. Hasilnya, asupan magnesium tinggi mencatat fungsi kognitif (perhatian dan memori) lebih baik dan lebih kebal terhadap gangguan kognitif.

  • Vitamin C

Sebuah penelitian kombinasi paling baru di Iran dan Australia bertajuk The effect of Vitamin C sumplementation in mood standing in adults terhadap Agustus 2021 mengutarakan fungsi vitamin C untuk mood, tingkatkan kinerja kognitif dan membuat sembuh brain fog ada pasien bersama depresi.

  • Vitamin B kompleks

Sebuah penelitian di Pakistan melibatkan 202 partisipan bersama gangguan kognitif dan tingkat B12 rendah. Dimuat dalam jurnal Cureus th. 2020, tambahan suplemen B12 tingkatkan kinerja kognitif dan daya ingat terhadap sebagian besar peserta.

  • L-theanine

Hal ini dibuktikan bersama sebuah studi paling baru di Jepang bertajuk Effects of L-Theanine on Cognitive Function in Middle-Aged and Older Subjects yang dipublikasikan terhadap April 2021. Melibatkan 69 patisipan lansia, mengkonsumsi L-theanine sebanyak 100,6 miligram saja mampu tingkatkan reaksi dan daya ingat terhadap tes kognitif.

Yuk! Mulai sekarang untuk lebih aware terhadap diri sendiri, siapa lagi yang dapat mencintai diri kita sendiri jika bukan kita sendiri dan diawali dari menyimak diri sendiri.

Apabila gejala brain fog yang Anda alami tidak kunjung mereda, jangan ragu untuk mengunjungi Hospitals paling dekat supaya meraih diagnosis dan penanganan medis yang tepat dari spesialis dokter.

Deposit Dana